PT Kumala Kencana Kreasindo

Cara Persiapkan Tim Internal Kelola Sistem Keselamatan Gedung

Sistem keselamatan gedung harus dipahami dengan baik oleh seluruh penghuni, termasuk tim internal.

Untuk itu, tim internal perlu dipersiapkan agar mampu mengelola sistem keselamatan gedung agar tetap berjalan dengan normal.

Lalu, bagaimana cara efektif mempersiapkan tim internal untuk mengelola sistem keselamatan gedung?

Simak artikelnya berikut.

1. Jadwalkan Sesi Pelatihan Khusus Saat Serah Terima

Pelatihan khusus untuk tim bukanlah opsi, melainkan bagian wajib dari proses serah terima proyek MEP yang profesional.

Pelatihan tersebut haruslah komprehensif dan diperuntukkan kepada seluruh tim internal mengenai sistem keselamatan gedung, termasuk penggunaan alat pemadam api, prosedur evakuasi, dan penanganan keadaan darurat.

a. Tentukan Peserta Pelatihan yang Tepat

Peserta yang wajib hadir saat pelatihan yakni Kepala Teknisi, Manajer Gedung, dan Kepala Keamanan

Mereka memiliki peran kunci dalam memastikan keselamatan dan kesehatan di lingkungan gedung, baik dari segi teknis, operasional, maupun keamanan.

Kepala Teknisi bertanggung jawab atas sistem dan peralatan teknis di gedung, termasuk pemeliharaan dan perbaikan.

Pelatihan keselamatan akan membekali mereka dengan pengetahuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya teknis dan mengambil tindakan pencegahan.

Lain halnya dengan Manajer Gedung yang bertanggung jawab atas operasional keseluruhan gedung, termasuk penyediaan fasilitas yang aman dan nyaman bagi penghuni.

Pelatihan keselamatan akan memberikan mereka pemahaman tentang regulasi keselamatan dan bagaimana mengelola risiko di lingkungan gedung.

Selain itu, ada Kepala Keamanan yang bertanggung jawab atas keamanan fisik gedung dan penghuninya.

Pelatihan keselamatan akan membantu mereka dalam mengidentifikasi potensi ancaman keamanan, merencanakan tindakan darurat, dan memastikan keamanan selama evakuasi.

b. Minta Agenda Pelatihan Tertulis dari Kontraktor

Untuk mendapat hasil pelatihan yang maksimal, Anda bisa meminta agenda sebelumnya agar bisa mempersiapkan pertanyaan yang relevan saat pelatihan berlangsung.

c. Alokasikan Waktu yang Cukup untuk Teori dan Praktik

Sesi pelatihan yang diselenggarakan manajemen tentu tidak bisa diburu-buru karena harus mencakup pemaparan di kelas serta praktik di lapangan.

Dengan demikian, buatlah alokasi waktu yang cukup antara pelatihan teori dan praktik langsung di lapangan.

2. Fokus pada Pengenalan Panel Kontrol Utama (MCFA)

Panel Kontrol Utama (MCFA), atau Master Control Fire Alarm, adalah komponen inti dari sistem alarm kebakaran.

MCFA berfungsi sebagai otak sistem yang menerima sinyal dari detektor kebakaran (seperti asap, panas, atau api) dan menganalisisnya.

Hal tersebut guna mengaktifkan peringatan (seperti alarm suara dan lampu) untuk memberi tahu penghuni gedung tentang potensi bahaya kebakaran.

Selain itu, MCFA juga dapat mengkoordinasikan tindakan respons darurat, seperti mengaktifkan sistem pemadam kebakaran otomatis (sprinkler) dan mengirimkan notifikasi ke petugas pemadam kebakaran.

Tim internal harus sangat familiar dengan peralatan ini agar mampu mengelola keselamatan gedung dengan baik.

a. Cara Membaca Indikator Panel

Indikator panel perlu dibaca dan dipahami dengan baik oleh seluruh tim internal gedung, yakni:

Hijau (Normal):

Warna hijau menunjukkan bahwa sistem beroperasi dengan baik dan tidak ada kondisi abnormal yang terdeteksi. Hal ini menunjukkan indikator normal.

Merah (Alarm):

Warna merah menunjukkan adanya kondisi darurat, seperti kebakaran atau deteksi asap.

Kondisi ini memerlukan tindakan segera.

Kuning (Trouble):

Warna kuning menunjukkan adanya gangguan pada sistem, seperti sensor yang tidak berfungsi atau masalah teknis lainnya.

Supervisory:

Beberapa sistem mungkin memiliki indikator tambahan untuk kondisi pengawasan atau pemantauan.

Hal ini berarti sistem sedang dimonitor atau ada kondisi lain yang perlu diperhatikan.

b. Prosedur Mematikan Alarm (Silence & Reset)

 Langkah-langkah yang benar untuk membungkam alarm setelah diverifikasi dan cara me-reset sistem kembali ke kondisi normal yakni dengan:

  1. Pastikan api sudah padam dan kondisi aman.
  2. Temukan panel kontrol alarm kebakaran, lalu tekan tombol “Silence” atau “Reset” untuk menonaktifkan bunyi alarm.
  3. Setelah itu, periksa dan bersihkan detektor jika ada asap atau debu yang memicu alarm palsu.
  4. Terakhir, tekan tombol “Reset” pada panel kontrol untuk mengembalikan sistem ke posisi siap siaga.

c. Cara Mengidentifikasi Lokasi Sumber Alarm

Lokasi sumber alarm dapat diidentifikasi menggunakan panel addressable.

Ketika detektor pada panel addressable mendeteksi asap, panas, atau tanda-tanda kebakaran lainnya, ia akan mengirimkan sinyal ke panel kontrol beserta alamatnya.

Panel kontrol akan menampilkan alamat detektor tersebut, yang berarti lokasi kebakaran.

Oleh karena itu, panel addressable dapat menunjukkan lokasi persis detektor yang aktif, sehingga mempercepat respons tim.

3. Lakukan Tur Lapangan untuk Komponen Kunci

Program pelatihan teori harus dilengkapi dengan peninjauan dan demonstrasi langsung di lokasi peralatan.

Hal ini bisa dilakukan dengan tur lapangan keselamatan gedung

Tur lapangan keselamatan gedung adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan untuk memastikan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dalam sebuah gedung.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya, memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan, dan mencegah terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Lokasi dan Fungsi Pompa Hidran (Fire Pump)

Pompa hydrant (fire pump) adalah jantung dari sistem pemadam kebakaran berbasis air dan berfungsi untuk memompa air bertekanan tinggi dari tandon air ke jaringan pipa hydrant dan sprinkler di seluruh bangunan.

Lokasi pompa hydrant biasanya berada di ruang pompa (pump room) yang terpisah, yang juga menjadi tempat penyimpanan komponen sistem hydrant lainnya seperti panel kontrol dan header. 

a. Cara Penggunaan Kotak Hidran Gedung (Hydrant Box)

Cara mudah menggunakan hydrant box yakni:

  1. Cari dan buka kotak hidran yang biasanya berisi selang pemadam (fire hose), nozzle, dan katup hydrant (hydrant valve).
  2. Tarik selang pemadam keluar dari kotak. Sambungkan nozzle pada salah satu ujung selang dan hydrant valve pada ujung selang lainnya.
  3. Bawa selang yang sudah terhubung ke area yang terbakar. Pastikan selang tidak terbelit agar aliran air tidak terhambat.
  4. Buka katup hydrant secara perlahan dan hati-hati untuk menghindari lonjakan air yang tiba-tiba. Putar kunci katup searah jarum jam untuk membuka aliran air.
  5. Gunakan nozzle untuk mengarahkan semprotan air ke sumber api. Pastikan untuk menjaga jarak aman dari api dan mengikuti prosedur yang benar.
  6. Setelah api padam, tutup katup hydrant secara perlahan untuk menghentikan aliran air. Hindari menutup katup terlalu cepat untuk mencegah water hammer.

b. Lokasi Katup Utama Sistem Sprinkler

Katup utama (OS&Y valve) biasanya terletak di jalur pasokan air, sebelum sprinkler atau sistem pemadam kebakaran lainnya.

Anda harus selalu memastikan katup ini selalu terbuka untuk memastikan ketersediaan pasokan air dalam keadaan darurat, seperti kebakaran.

Jika katup tertutup, sistem pemadam kebakaran tidak akan berfungsi ketika dibutuhkan.

4. Pentingnya Prosedur Tanggap Darurat (SOP) untuk Keselamatan Gedung

Adanya SOP Tanggap Darurat di gedung bertujuan memberikan panduan tindakan cepat dan terstruktur bagi seluruh karyawan dalam situasi kebakaran, meminimalkan risiko cedera, dan memastikan evakuasi yang aman.

SOP ini berlaku untuk seluruh karyawan, tamu, dan pengunjung yang berada di area kantor.

Prosedur tanggap darurat keselamatan gedung di antaranya:

a. Bangun Alur Komunikasi Saat Alarm Berbunyi

Membangun alur komunikasi yang efektif antara petugas, karyawan, dan pengunjung sangat penting selama situasi darurat.

Saat alarm berbunyi, yang harus dihubungi pertama kali oleh tim keamanan adalah tim tanggap darurat (pemadam kebakaran).

b. Integrasikan dengan Prosedur Evakuasi Gedung

Pelatihan sistem keamanan harus terintegrasi dengan prosedur evakuasi yang sudah ada.

Hal ini penting agar semua pihak yang terlibat, baik petugas keamanan maupun penghuni.

Seluruh pihak harus memahami bagaimana sistem keamanan bekerja dan bagaimana cara merespons situasi darurat dengan benar, termasuk proses evakuasi.

c. Jadwalkan Latihan (Drill) Secara Berkala

Untuk mendapat hasil kesiapan tim internal secara optimal, Anda bisa mengadakan simulasi kebakaran secara rutin (misal: 6 bulan sekali).

Simulasi ini membantu tim memahami prosedur evakuasi, penggunaan alat pemadam kebakaran, dan titik kumpul darurat.

Dengan latihan yang teratur, tim akan lebih terlatih dan responsif jika terjadi kebakaran yang sebenarnya.

5. Pastikan Dokumentasi Lengkap dan Mudah Diakses

Dalam prosedur keselamatan gedung, pengetahuan lisan harus didukung oleh dokumentasi yang baik untuk referensi di masa depan.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki dokumentasi kebakaran yang lengkap dan mudah diakses untuk kepentingan identifikasi risiko, analisis penyebab, dan pemenuhan regulasi keselamatan kebakaran.

Dokumentasi ini harus mencakup catatan inspeksi alat pemadam api (APAR), laporan penggunaan APAR, dan analisis insiden kebakaran.

Selain itu, Anda juga memerlukan penyimpanan dokumen yang terorganisir, baik secara fisik maupun digital, serta pembaruan berkala.

a. Penyimpanan As-Built Drawing Sistem Keamanan

Penyimpanan As-Built Drawing penting untuk memudahkan sistem keamanan dan memastikan akses cepat dan efektif dalam situasi darurat seperti kebakaran.

Dengan adanya As-Built Drawing, tim dapat dengan mudah mengidentifikasi lokasi komponen penting, mempercepat penanganan, dan meminimalkan dampak kerusakan.

Beberapa gambar yang perlu disimpan yakni lokasi alarm, pipa hidran, dan lainnya di lokasi yang aman dan diketahui oleh tim.

b. Kumpulan Manual Book dan Kontak Vendor

Selain itu, Anda juga harus memastikan semua manual untuk panel, detektor, dan pompa disimpan dalam satu folder beserta kontak darurat teknisi atau kontraktor.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah penanganan saat kondisi darurat seperti kebakaran.