PT Kumala Kencana Kreasindo

Checklist Audit Tahunan Sistem MEP Gedung Perkantoran

Checklist audit tahunan pada sistem MEP di gedung perkantoran perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada kerusakan pada alat.

Selain itu, checklist audit ini juga bertujuan mengidentifikasi pemborosan energi dan inefisiensi operasional.

Lebih lanjut, hal ini juga akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan (IAQ) dan kenyamanan penghuni.

Poin pentingnya yakni memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan lingkungan.

Simak jenis dan cara-caranya berikut.

1. Audit Sistem Mekanikal (HVAC)

Audit sistem mekanikal (HVAC) adalah alat sistematis yang digunakan oleh teknisi, manajer fasilitas, atau pemilik rumah untuk menilai sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara.

Daftar periksa ini mencakup inspeksi visual, pengujian kinerja, evaluasi keselamatan, dan dokumentasi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dan tujuan efisiensi energi.

Hal ini juga mencakup pemeriksaan komponen utama yang mempengaruhi kualitas udara dan efisiensi energi

Pemeriksaan Unit Outdoor dan Indoor AC

Lakukan pemeriksaan unit outdoor dan indoor AC di semua ruangan gedung kantor.

Hal ini termasuk pengecekan kebersihan koil, fungsi kipas, dan tidak adanya suara abnormal pada unit.

Pembersihan dan Pengecekan Filter Udara

Anda dapat memeriksa apakah ada debu, jamur, atau penyumbatan dengan melakukan penggantian atau bersihkan filter (disarankan setiap 30–90 hari).

Hal ini merupakan perawatan paling rutin dan dampaknya pada kualitas udara serta beban kerja unit.

Inspeksi Jalur Ducting dan Ventilasi

Inspeksi ini termasuk jenis pemeriksaan visual untuk kebocoran, sumbatan, dan kebersihan lubang ventilasi (diffuser).

Anda bisa menggunakan pensil asap atau anemometer untuk mendeteksi pembatasan aliran udara.

Pengujian Kinerja Pendinginan

Lakukan pengujian tersebut dengan memeriksan pelembap/penurun kelembapan untuk melihat adanya kerak atau jamur.

Terapkan kalibrasi sensor untuk mempertahankan kelembapan relatif 30–50%.

Selain itu, Anda juga harus mengetahui pentingnya mengukur suhu udara keluar untuk memastikan unit mendinginkan secara efektif, sehingga biaya juga efisien.

2. Audit Sistem Elektrikal

Audit sistem elektrikal bertujuan menghindari bahaya kelistrikan yang dapat menimbulkan risiko yang signifikan, termasuk kebakaran listrik dan sengatan listrik.

Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan melakukan perawatan rutin dengan memastikan sistem kelistrikan Anda berfungsi dengan baik.

Inspeksi Visual Panel Listrik Utama (LVMDP)

Inspeksi LVMDP harus mencakup pemeriksaan sambungan listrik yang longgar atau rusak, kabel yang terkelupas, dan tanda-tanda panas berlebih.

Selain itu, Anda juga perlu memastikan kerapian kabel dan fungsi lampu indikator.

Pastikan tidak ada kerusakan fisik, karat, atau korosi pada panel dan komponennya.

Periksa kekencangan kabel, kondisi isolasi, dan pastikan tidak ada tanda-tanda overheating atau kerusakan.

Pengujian Fungsi ELCB atau RCCB

Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) dan RCCB (Residual Current Circuit Breaker) adalah peralatan pelindung listrik yang membantu mencegah bahaya kebakaran dan kejutan listrik.

Dalam beberapa negara, ELCB/RCCB dapat diterapkan sesuai peraturan dan biasanya disarankan untuk menambahkan pada sistem listrik rumah tangga untuk memastikan keamanan.

Oleh karena itu, menekan tombol tes pada ELCB/RCCB secara berkala dan memastikan proteksi terhadap kebocoran arus berfungsi.

Anda juga dapat melakukan uji fungsi pemutusan (tripping) circuit breaker dengan mensimulasikan kondisi overload atau hubung singkat.

Pengecekan Sistem Daya Cadangan

Pengecekan sistem cadangan, misalnya pada genser dapat dilakukan dengan mengukur genset dan kompatibilitasnya.

Contohnya, genset biasanya harus mengakomodasi AC,  lampu darurat, dan alarm, karena beban UPS dan operatornya akan berisiko mengalami kerusakan atau cedera.

Sebagai ‘aturan praktis’, genser harus berukuran 1,5 x kapasitas UPS nominal untuk sistem UPS tanpa transformator.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes rutin pada genset dan memeriksa kondisi baterai UPS.

Pemeriksaan Sistem Pembumian (Grounding)

Grounding berfungsi sebagai pengaman yang melindungi perangkat dari arus listrik yang bocor.

Jika terjadi kebocoran listrik, grounding akan mengarahkan arus tersebut ke tanah sehingga menghindari risiko bahaya seperti kebakaran atau sengatan listrik.

Oleh karena itu, pengukuran tahanan tanah secara berkala untuk memastikan keamanan sistem penting dilakukan.

3. Audit Sistem Plumbing

Audit sistem perpipaan (plumbing) dapat membantu mengidentifikasi potensi kelemahan sebelum menjadi masalah, mencegah pemborosan, potensi gangguan, dan biaya perbaikan yang mahal.

Jika pemeliharaan perpipaan diterapkan secara proaktif, hal ini dapat menghemat waktu, uang, dan sumber daya

Pengecekan Pompa Pendorong (Booster Pump)

Evaluasi apakah pompa berfungsi dengan baik dalam menaikkan tekanan air ke titik-titik yang membutuhkan, serta memastikan kapasitas pompa sesuai dengan kebutuhan.

Anda juga harus memeriksa kondisi fisik pompa, seperti kebocoran, karat, getaran berlebihan, atau suara yang tidak normal.

Hal ini juga berfokus pada penggantian suku cadang, pelumasan, dan pengecekan elektrikal.

Langkah pengecekan ini termasuk pemeriksaan tekanan air, suara pompa yang normal, dan ada tidaknya rembesan pada seal.

Inspeksi Ruang Pompa dan Tangki Air

Inspeksi yang dilakukan yakni pengecekan kebersihan area, fungsi katup (valve), dan kondisi fisik tangki penampungan.

Anda harus memeriksa kapasitas tangki dan pastikan sesuai dengan kebutuhan air, serta lakukan pengecekan kebersihan tangki secara berkala.

Kondisi fisik tangki juga perlu diperhatikan, seperti kebocoran, retakan, atau kerusakan pada material tangki.

Pemeriksaan Jalur Pipa Air Bersih dan Air Kotor

Anda dapat melakukannya dengan memeriksa ondisi pipa dan sambungan, termasuk jenis material pipa yang digunakan dan potensi korosi atau kebocoran, serta potensi sumbatan pada titik-titik rawan.

4. Audit Sistem Proteksi Kebakaran

Proses evaluasi menyeluruh terhadap sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif serta sistem tanggap darurat di suatu bangunan atau fasilitas.

Tujuannya adalah memastikan kesesuaian dengan peraturan dan standar yang berlaku, mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran, dan meningkatkan efektivitas langkah-langkah keselamatan.

Pengujian Fungsional Detektor Asap dan Panas

Pengujian secara fungsional dapat diterapkan dengan melakukan tes menggunakan asap buatan atau sumber panas untuk memastikan detektor aktif.

Misalnya, pengujian detektor asap sebaiknya dilakukan secara berkala, sesuai dengan standar yang berlaku.

Beberapa standar merekomendasikan pengujian tahunan setelah pemasangan, dan kemudian setiap dua tahun sekali.

Jika detektor masih dalam batas sensitivitas, pengujian dapat dilakukan setiap 5 tahun.

Inspeksi Panel Kontrol Fire Alarm (MCFA)

Inspeksi panel control tersebut dilakukan dengan mengecek indikator panel untuk memastikan tidak ada ‘trouble’ atau ‘fault’ pada sistem.

Frekuensi inspeksi MCFA biasanya dilakukan secara berkala, misalnya setiap bulan atau kuartal.

Hal ini bergantung pada jenis sistem dan rekomendasi dari produsen MCFA.

Inspeksi tahunan yang lebih komprehensif juga penting untuk memastikan kinerja sistem secara keseluruhan.

Pemeriksaan Fisik Hidran dan Sprinkler

Pemeriksaan tekanan pada hidran (jika ada pressure gauge) dapat dilakukan dengan memastikan tidak ada halangan pada kepala sprinkler dan kondisi selang.

Selain itu, Anda juga harus memeriksa kondisi fisik hydrant, termasuk box hydrant, selang, nozzle, dan komponen lainnya.

Pastikan tidak ada kerusakan, korosi, atau tanda-tanda keausan pada komponen.

Inspeksi hydrant dan sprinkler sebaiknya dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, seperti NFPA (National Fire Protection Association).