PT Kumala Kencana Kreasindo

Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Retrofit Sistem HVAC Lama?

Retrofit HVAC adalah proses mengintegrasikan komponen baru HVAC ke dalam sistem lama.

Banyak restoran, toko, gedung perkantoran, dan supermarket menghadapi masalah kualitas udara dalam ruangan dan inefisiensi sistem HVAC.

Hal ini dapat terjadi berdasarkan merek yang digunakan, kondisi wilayah dan iklim, serta seberapa baik perawatan peralatan HVAC tersebut.

Peralatan HVAC komersial memiliki masa pakai 15 hingga 30 tahun.

Lalu, apa saja tanda-tanda waktu yang tepat untuk melakukan retrofit sistem HVAC lama?

Simak informasinya berikut.

1. Biaya Energi Melonjak Signifikan

Jika biaya energi meningkat secara signifikan tanpa perubahan penggunaan, hal ini bisa menjadi indikasi sistem HVAC tidak lagi efisien.

Selain itu, biaya energi yang melonjak signifikan juga menjadi indikator finansial yang paling mudah diukur dan paling terasa oleh pemilik gedung.

Perbandingan Tagihan Listrik Tahunan

Untuk mengetahui kondisi sistem HVAC, Anda bisa membandingkan tagihan listrik dari tahun ke tahun.

Jika ada kenaikan drastis yang tidak sebanding dengan kenaikan tarif, itu tanda inefisiensi.

Apabila biaya perbaikan sistem HVAC yang sering rusak sudah mendekati biaya penggantian, maka retrofit mungkin menjadi pilihan yang lebih hemat biaya dalam jangka panjang.

Anda juga harus mempertimbangkan juga biaya operasional sistem lama yang mungkin lebih tinggi karena konsumsi energi yang boros.

Teknologi Kompresor dan Refrigerant Lama

Unit HVAC lama menggunakan teknologi yang lebih boros energi dibandingkan teknologi inverter atau refrigerant modern.

Perbedaan ini terletak pada cara kerja kompresor dan jenis refrigerant yang digunakan.

Misalnya, AC inverter mengatur kecepatan kompresor secara variabel, menyesuaikannya dengan kebutuhan pendinginan ruangan.

Saat suhu sudah tercapai, kompresor bekerja pada kecepatan rendah untuk menjaga suhu stabil, sehingga lebih hemat energi.

Sebaliknya, AC non-inverter bekerja dengan sistem on/off, yang berarti kompresor selalu menyala penuh atau mati total, sehingga lebih boros energi.

Sistem Tidak Lagi Memenuhi Standar Efisiensi Energi

Standar efisiensi energi terus diperbarui, dan sistem lama kemungkinan besar sudah tidak lagi patuh.

Hal ini terjadi karena peralatan HVAC yang lebih tua cenderung kurang efisien dibandingkan dengan model yang lebih baru.

Peralatan HVAC tua dapat menyebabkan biaya operasional yang lebih tinggi dan dampak lingkungan yang lebih besar.

2. Biaya Perawatan dan Perbaikan Semakin Sering

Sistem yang mendekati batas atas rentang usia belum tentu menjadi masalah.

Namun, perbaikan yang lebih sering atau mahal dapat menunjukkan bahwa HVAC Anda rusak atau bocor.

Hal ini bisa menjadi masalah khususnya untuk unit AC dan pompa panas lama yang menggunakan Freon.

Peningkatan Frekuensi Panggilan Teknisi

Jika dalam setahun teknisi harus dipanggil berkali-kali untuk masalah yang berbeda, ini adalah pertanda jelas.

Panggilan berulang kali untuk masalah yang berbeda menunjukkan bahwa sistem tersebut mungkin tidak dapat diandalkan dan memerlukan perbaikan terus-menerus.

Hal ini bisa menjadi tanda bahwa sistem HVAC tidak berfungsi dengan baik dan perlu diganti.

Sulitnya Mencari Suku Cadang (Spare Parts)

Untuk unit HVAC yang sangat tua, pabrikan mungkin sudah tidak memproduksi suku cadang, membuat perbaikan menjadi mahal dan lama.

Sistem HVAC yang sudah tua cenderung lebih sering mengalami masalah.

Jika sistem Anda sudah berusia lebih dari 10-15 tahun, mungkin sudah waktunya mempertimbangkan penggantian.

Terjadinya Kerusakan pada Komponen Mayor

Jika terjadi kerusakan pada komponen inti seperti kompresor atau koil evaporator, Anda disarankan mengganti unit HVAC dengan yang baru.

Hal ini karena biaya perbaikannya bisa mendekati harga unit baru.

Misalnya, bagian kompresor yang rusak (piston, silinder, atau kumparan) memerlukan perbaikan komponen lain dalam sistem HVAC, seperti kondensor, katup ekspansi, atau filter.

3. Penurunan Kualitas Kenyamanan dan Udara

Jika penghuni merasa tidak nyaman karena kualitas udara yang buruk atau masalah lain yang terkait dengan HVAC, mereka cenderung mencari opsi tempat tinggal atau kerja lain yang lebih nyaman.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan tingkat hunian, penurunan harga sewa, atau bahkan kehilangan penyewa.

Pada akhirnya, hal tersebut mengurangi pendapatan sewa gedung.

Munculnya Keluhan dari Penghuni atau Penyewa

Munculnya keluhan umum dari penyewa, seperti ruangan tidak merata dinginnya (hot spot), AC berisik, atau aliran udara lemah dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik.

Penghuni akan merasa berkeringat berlebihan, kedinginan, atau kesulitan bernapas.

Tentu hal ini berpotensi menurunkan kualitas dan pendapatan gedung.

Masalah Kelembapan dan Bau Tidak Sedap

Sistem HVAC lama seringkali gagal mengontrol kelembapan dengan baik, yang bisa memicu tumbuhnya jamur dan bau apek.

Peningkatan Debu dan Kualitas Udara Buruk

Sistem ventilasi dan filtrasi yang sudah usang dengan menurunnya kualitas udara dalam ruangan (IAQ).

Masalah HVAC lain, seperti filter udara yang kotor, masalah pada sistem ventilasi, atau kebocoran udara, dapat menyebabkan kualitas udara yang buruk.

Udara yang kotor dapat mengandung debu, alergen, polutan, bahkan bau tidak sedap, dapat memperburuk kondisi kesehatan penghuni dan mengganggu aktivitas mereka.

4. Perubahan Fungsi atau Tata Ruang Gedung

Perubahan fungsi atau tata ruang gedung menjadi pemicu proakif yang memengaruhi sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning.

Retrofit tidak hanya karena rusak, tapi karena kebutuhan bisnis berubah, seperti penambahan atau pengurangan luas ruangan, perubahan jenis kegiatan dalam ruangan, atau perubahan tata letak ruangan.

Renovasi atau Perluasan Area Gedung

Penambahan luas atau sekat ruangan baru akan mengubah perhitungan beban pendinginan, sehingga sistem lama tidak lagi memadai.

Misalnya, jika ada partisi baru yang memisahkan ruangan, maka sistem distribusi udara perlu disesuaikan untuk memastikan udara segar dapat mencapai semua area ruangan.

Langkah pertama adalah menganalisis kebutuhan sistem HVAC yang baru.

Analisis ini melibatkan perhitungan beban panas dan dingin, pola sirkulasi udara yang baru, dan kebutuhan kualitas udara yang baru.

Perubahan Fungsi Ruangan

Perubahan dari ruang kantor biasa menjadi ruang server atau dapur, yang membutuhkan penanganan HVAC yang sangat berbeda.

Setelah mengetahui kebutuhan yang baru, perlu dilakukan penyesuaian pada peralatan HVAC, seperti mengubah kapasitas chiller, menambahkan unit AHU (Air Handling Unit), atau mengganti sistem distribusi udara.

Adaptasi untuk Sertifikasi Green Building

Adaptasi ini dapat berupa penggantian sistem lama yang boros energi untuk meraih sertifikasi bangunan ramah lingkungan.

Misalnya, Anda bisa mengganti unit AC atau pemanas yang sudah tua dengan model yang lebih efisien energi.

Contohnya, AC dengan peringkat SEER (Seasonal Energy Efficiency Ratio) atau HSPF (Heating Seasonal Performance Factor) yang lebih tinggi.