PT Kumala Kencana Kreasindo

Memahami Tahapan dan Durasi Realistis dalam Proyek MEP

Proyek MEP (Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing) dalam konstruksi melibatkan beberapa tahapan yang perlu dilalui agar proyek berjalan lancar dan sesuai target.

Tahapan tersebut penting dilakukan melalui perancangan yang matang dan realistis.

Selain itu, penting juga untuk melakukan pemantauan dan pengendalian yang ketat selama proyek berlangsung.

Hal ini akan membantu memastikan proyek MEP selesai tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Tahapan yang perlu Anda pahami dalam proyek MEP antara lain:

1. Tahap Perancangan dan Koordinasi (Design dan Coordination)

Tahap perancangan dan koordinasi merupakan fondasi dalam proyek MEP.

Kesalahan di sini akan menyebabkan masalah besar dan penundaan di tahap selanjutnya.

Desain dan koordinasi MEP  adalah proses perencanaan dan pengintegrasian sistem dalam sebuah bangunan untuk memastikan fungsionalitas, efisiensi, dan keamanan.

Koordinasi yang baik antara ketiga sistem ini sangat penting untuk menghindari konflik dan masalah selama konstruksi dan operasional bangunan.

Pengembangan Desain Detail (Detailed Engineering Design)

Pengembangan Desain Detail (Detailed Engineering Design/DED) adalah proses merinci rancangan proyek menjadi dokumen teknis yang sangat detail, mencakup gambar, spesifikasi, dan perhitungan teknis.

DED berfungsi sebagai panduan lengkap untuk pelaksanaan proyek, memastikan keselarasan antara desain dan konstruksi, serta meminimalkan risiko kesalahan dan penundaan.

Contoh outputnya yakni gambar MEP yang meliputi detail instalasi listrik, detail instalasi air bersih, detail instalasi air kotor, detail instalasi AC, detail tata suara, dan lain-lain.

Selain itu, terdapat spesifikasi teknis material yang berisi detail jenis, ukuran, kualitas, dan standar material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan.

Misalnya, jenis dan ukuran besi beton, jenis dan ukuran bata, jenis dan kualitas cat, jenis dan kualitas keramik, dan lain-lain.

Koordinasi dengan Tim Arsitek dan Sipil

Anda perlu memastikan jalur pipa/kabel tidak bertabrakan dengan struktur bangunan.

Hal ini untuk menjaga keamanan, keandalan, dan efisiensi sistem utilitas bangunan serta integritas struktural bangunan itu sendiri.

Tabrakan antara pipa/kabel dengan struktur bangunan dapat menyebabkan berbagai masalah serius, mulai dari kerusakan pada sistem utilitas, gangguan fungsi bangunan, hingga potensi bahaya bagi penghuni bangunan.

Oleh karena itu, Anda sebagai pemilik proyek harus berkoordinasi dengan tim arsitek dan sipil.

Proses Persetujuan Material dan Gambar Kerja

Proses persetujuan material dan gambar kerja dalam proyek konstruksi melibatkan beberapa tahapan penting.

Dalam tahap ini, kontraktor menyiapkan daftar material yang akan digunakan, lengkap dengan spesifikasi, merk, kode, produsen, dan lokasi penggunaan untuk diajukan.

Setelah disetujui, gambar kerja tersebut kemudian didistribusikan ke pelaksana lapangan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

Selain itu, tahap ini juga memakan waktu karena melibatkan persetujuan dari konsultan dan pemilik proyek)

2. Tahap Pengadaan Material (Procurement)

Tahap pengadaan material (procurement) dalam MEP melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari identifikasi kebutuhan hingga penerimaan barang.

Aspek logistik ini tentu sangat mempengaruhi jadwal keseluruhan proyek.

Oleh karena itu, beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain:

Waktu Tunggu Material (Lead Time)

Lead time material adalah waktu yang dihitung mulai dari saat pesanan material diajukan ke pemasok hingga material tersebut benar-benar tersedia untuk digunakan dalam proses produksi.

Misalnya, jika sebuah perusahaan memesan bahan baku pada tanggal 1 Agustus dan menerimanya pada tanggal 10 Agustus, maka waktu tunggu materialnya adalah 9 hari.

Bahkan, beberapa peralatan utama seperti Chiller, Genset, atau Panel LVMDP memiliki lead time pemesanan yang panjang (bisa berbulan-bulan) dan harus diantisipasi dengan waktu pemesanan jauh-jauh hari.

Proses Persetujuan Material Pengganti

Jika ada material yang tidak sesuai dengan perencaan di awal, Anda bisa mengajukan material pengganti pada kontraktor MEP.

Pihak kontraktor akan menilai material pengganti dan menyetujuinya jika sudah dinyatakan layak dan sesuai prosedur.

Namun, proses persetujuan teknisnya juga memerlukan alokasi waktu.

3. Tahap Pekerjaan Instalasi di Lapangan

Proses pekerjaan instalasi di lapangan merupakan tahap konstruksi fisik yang paling terlihat dan biasanya paling lama.

Tahapan ini meliputi beberapa proses sebagai berikut.

Pekerjaan Awal (Rough-in)

Pekerjaan awal pada konstruksi bangunan meliputi pemasangan jalur utama seperti cable tray, conduit, dan pipa-pipa besar di dalam dinding atau di atas plafon sebelum pekerjaan finishing.

Pemasangan Peralatan Utama

Proses pemasangan lanjutan yakni melanjutkan memasang komponen MEP yang lebih kompleks, seperti peralatan HVAC, panel listrik, dan peralatan plumbing.

Misalnya, pemasangan unit-unit besar seperti unit outdoor AC, panel listrik, dan pompa hidran.

 Pekerjaan Akhir (Finishing)

Pekerjaan akhir menjadi pemasangan perangkat akhir setelah pekerjaan arsitektur selesai, seperti saklar, stop kontak, lampu, kepala sprinkler, dan diffuser AC.

4. Tahap Pengujian dan Komisioning (Testing dan Commissioning)

Tahapan ini meliputi serangkaian kegiatan untuk memastikan sistem MEP berfungsi sesuai dengan desain dan standar yang ditetapkan sebelum bangunan atau fasilitas dioperasikan sepenuhnya.

Prose ini menjadi tahap quality control terakhir untuk memastikan semua sistem berfungsi sempurna sebelum serah terima.

Pengujian Individual Sistem

Pengujian individual memungkinkan deteksi dini masalah atau cacat pada setiap sistem, sehingga dapat diperbaiki sebelum sistem tersebut diintegrasikan ke dalam sistem yang lebih besar.

Contoh pengujian yang dilakukan seperti tes tekanan pipa (hydrotest), tes isolasi kabel (megger test), dan pengujian fungsi setiap unit.

Pengujian Terintegrasi Antar Sistem

Selain pengujian individual, koordinasi desain MEP juga sangat penting untuk memastikan keselarasan dan integrasi yang baik antar sistem.

Hal tersebut karena koordinasi desain yang baik akan mencegah konflik antar sistem dan memastikan bahwa sistem MEP berfungsi secara efisien dan efektif dalam sebuah bangunan.

Misalnya, tes sistem fire alarm yang terhubung ke sistem ventilasi.

5. Tahap Serah Terima dan Pelatihan

Tahap akhir dalam proses pengerjaan proyek MEP yakni (finalisasi dan transfer pengetahuan ke tim pengelola gedung (building management).

Kontraktor dan pihak terkait (pemilik proyek atau pengawas) akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua instalasi MEP untuk memastikan kesesuaian dengan standar dan spesifikasi.

Jika terdapat komponen yang tidak sesuai, akan dibuat berita acara pemeriksaan yang mencatat item-item yang perlu diperbaiki atau diselesaikan.

Perlu diketahui bahwa kontraktor MEP bertanggung jawab untuk memperbaiki atau menyelesaikan semua komponen yang perlu diperbaik dan telah masuk laporan berita acara.

Penyerahan Dokumen Proyek

Dokumen-dokumen terkait MEP, seperti as-built drawings, manual book, dan laporan tes, diserahkan kepada pihak yang berkepentingan.

Pelatihan untuk Tim Building Management

Tim building management akan diberikan pelatihan mengenai pengoperasian, pemeliharaan, dan penanganan masalah pada sistem MEP.

Pelatihan ini juga mencakup aspek keselamatan dan prosedur darurat terkait sistem MEP.

Sesi pelatihan ini penting untuk dilakukan agar tim klien bisa mengoperasikan dan merawat sistem MEP dengan benar.