PT Kumala Kencana Kreasindo

Tanggung Jawab Kontraktor MEP Setelah Proyek Selesai

Setelah proyek selesai, kontraktor MEP harus memastikan semua pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing) telah diselesaikan sesuai dengan spesifikasi teknis, standar kualitas, dan jadwal yang disepakati dalam kontrak.

Selain itu, kontraktor MEP wajib melakukan serah terima proyek kepada pemilik atau klien setelah semua pekerjaan selesai.

Proses ini melibatkan pengecekan bersama antara kontraktor dan pemilik untuk memastikan semua instalasi berfungsi dengan baik dan sesuai dengan desain.

Selain itu, beberapa hal lain yang menjadi tanggung jawab kontraktor MEP yakni:

1. Menjalankan Masa Pemeliharaan (Retensi)

Hal ini merupakan periode jaminan di mana kontraktor wajib memperbaiki kerusakan akibat kesalahan instalasi, bukan sekadar menyerahkan proyek lalu selesai.

Tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan pemilik proyek dan memastikan bahwa kontraktor bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan mereka dan mematuhi spesifikasi kontrak.

Definisi dan Durasi Masa Retensi

Masa retensi MEP biasanya berlangsung selama masa pemeliharaan, yang bisa bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan dan kontrak.

Selama masa retensi, pemilik proyek dapat meminta perbaikan atau penyelesaian jika ada masalah yang muncul terkait dengan sistem MEP.

Misalnya, dalam sebuah proyek konstruksi, pemilik proyek mungkin menahan 7% dari nilai pekerjaan MEP sebagai retensi.

Setelah pekerjaan MEP selesai dan masa pemeliharaan selama 6 bulan telah berlalu, pemilik proyek akan membayar sisa 7% kepada kontraktor jika tidak ada masalah yang ditemukan.

Cakupan Perbaikan yang Ditanggung

Cakupannya meliputi perbaikan sistem-sistem yang terkait dengan mekanikal (seperti HVAC), elektrikal (seperti instalasi listrik dan penerangan), dan plumbing (pipa air bersih dan kotor, sanitasi, serta pencegahan kebakaran).

Hal ini juga mencakup kerusakan akibat cacat pemasangan atau pengerjaan, bukan karena kesalahan operasional dari pihak klien.

Prosedur Pelaporan dan Waktu Respons

Alur pelaporan terkait permasalahn sistem MEP, yakni  klien melapor, kontraktor melakukan survei, lalu menjadwalkan perbaikan sesuai kesepakatan kontrak.

Untuk masalah yang mengancam keselamatan atau menyebabkan gangguan besar, waktu respons harus segera, dalam hitungan jam.

Contohnya, kebocoran gas, korsleting listrik, atau kerusakan pada sistem pemadam.

Sedangkan, ntuk masalah yang cukup serius namun tidak darurat, waktu respons mungkin dalam hitungan hari.

Misalnya, kerusakan pada sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) atau pipa bocor yang tidak menyebabkan kerusakan signifikan.

Berbeda dengan masalah kecil atau perawatan rutin, waktu respons bisa lebih lama, dalam hitungan minggu.

Contohnya, perbaikan lampu yang mati atau penggantian filter AC.

2. Memberikan Garansi Hasil Pekerjaan

Kontraktor MEP juga harus memberikan garansi hasil pekerjaan di samping adanya garansi resmi produk.

Garansi instalasi dari kontraktor menjamin kualitas pekerjaan instalasi yang dilakukan, sementara garansi produk dari pabrikan menjamin kualitas produk itu sendiri.

Garansi instalasi mencakup kesalahan dalam pemasangan, seperti kebocoran atau kesalahan sambungan, selama periode tertentu.

Sedangkan garansi produk mencakup kerusakan atau cacat produksi yang terjadi pada produk selama masa garansi.

Garansi Pengerjaan (Workmanship Warranty)

Garansi pengerjaan proyek MEP mencakup berbagai hal, seperti perbaikan kebocoran, kerusakan struktural, atau kegagalan fungsi peralatan.

Jangka waktu garansi bisa bervariasi, mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung pada jenis pekerjaan dan kesepakatan dengan kontraktor.

Garansi ini memberikan perlindungan bagi pemilik proyek dan memastikan bahwa kontraktor bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan mereka.

Oleh karena itu, penting untuk memilih kontraktor profesional untuk menggarap proyek Anda.

Dukungan Klaim Garansi Produk

Jika terjadi kerusakan unit, misalnya kompresor AC maka yang berlaku adalah garansi dari pabrikan.

Namun, kontraktor yang baik akan membantu proses klaim kerusakan tersebut, hingga mendapat unit yang baru.

3. Menyerahkan Dokumentasi Final Proyek

Dokumentasi final proyek harus diserahkan oleh kontraktor MEP kepada pemilik proyek sebagai tanggung jawab krusial.

Namun, hal ini justru sering diabaikan karena dokumentasi dianggap hanya sebagai formalitas.

Padahal, dokumentasi final proyek penting untuk kebutuhan di masa mendatang, seperti renovasi proyek dan proses jual beli properti.

Gambar Teknis Akhir (As-Built Drawing)

As-Built Drawing merupakan dokumen penting yang berfungsi sebagai “peta” akurat dari semua jalur pipa dan kabel yang terpasang di gedung.

Gambar ini harus mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan, termasuk semua perubahan dan modifikasi yang terjadi selama konstruksi.

Selain itu, dokumentasi jenis ini juga perlu diverifikasi oleh penyedia jasa konstruksi atau konsultan.

Laporan Hasil Tes dan Komisioning

Laporan hasil tes dan komisioning merupakan bukti formal bahwa semua sistem telah diuji dan berfungsi sesuai spesifikasi saat serah terima.

Hal ini mencakup pengujian, inspeksi, dan dokumentasi yang dilakukan untuk memastikan sistem tersebut berfungsi sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditetapkan.

Manual Book dan Kartu Garansi Peralatan

Kontraktor memiliki kewajiban untuk mengumpulkan dan menyerahkan semua dokumen terkait peralatan yang dipasang dalam suatu proyek.

Dokumen ini termasuk manual book dan kartu garansi peralatan, serta harus memastikan bahwa peralatan MEP terpasang dengan benar, beroperasi sesuai standar, dan dapat dipelihara dengan baik di masa mendatang.

4. Memberikan Pelatihan Operasional (Handover Training)

Kontraktor MEP bertanggung jawab untuk memberikan dukungan teknis dan konsultasi kepada pemilik proyek setelah serah terima.

Hal ini termasuk pelatihan tentang pengoperasian dan pemeliharaan sistem, serta penanganan masalah atau keluhan yang mungkin timbul terkait sistem MEP.

Pelatihan untuk Tim Building Management

Pelatihan ini memastikan bahwa tim building management dapat mengoperasikan sistem MEP dengan efisien.

Selain itu, mereka juga dapat mencegah kesalahan operasional yang dapat menyebabkan kerusakan atau kecelakaan, serta memahami prosedur keselamatan yang terkait.

Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan umur pakai sistem, mengurangi biaya pemeliharaan, dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.

Pelatihan juga akan mencakup tindakan darurat yang perlu diambil jika terjadi masalah atau kecelakaan.

Demonstrasi Fungsi Panel Kontrol Utama

Demonstrasi fungsi MCFA (Master Control Fire Alarm) atau panel listrik utama dapat dilakukan melalui pelatihan secara tatap muka dengan kombinasi teori dan praktik.

Peserta akan mendapatkan materi pelatihan tertulis, presentasi visual, demonstrasi langsung, dan latihan praktik menggunakan panel MCFA yang sebenarnya.

Target pesertanya yakni petugas pemadam kebakaran, petugas keamanan, petugas pemeliharaan bangunan, dan personil yang ditunjuk untuk mengelola sistem alarm kebakaran.

Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memiliki pemahaman yang komprehensif tentang MCFA dan mampu mengoperasikan sistem alarm kebakaran dengan baik.

5. Menawarkan Opsi Kontrak Perawatan Lanjutan

Kontraktor MEP dapat menawarkan layanan pemeliharaan rutin dan perbaikan untuk memastikan sistem MEP berfungsi dengan baik dan andal dalam jangka panjang.

Hal ini termasuk pemeriksaan berkala, perawatan preventif, dan perbaikan jika diperlukan.

Bahkan, beberapa kontraktor MEP juga menawarkan layanan evaluasi pasca-hunian untuk menilai kinerja sistem MEP dalam kondisi operasional sebenarnya, serta mengidentifikasi potensi perbaikan atau peningkatan.

Perawatan Preventif Pasca-Garansi

Perawatan preventif pasca-Garansi perlu dilakukan untuk mempertahankan peralatan MEP agar tetap berfungsi dengan baik.

Setelah masa garansi habis, kontraktor yang baik akan menawarkan kontrak servis untuk perawatan rutin demi menjaga performa sistem.

Oleh karena itu, Anda harus memilih kontraktor yang tepat demi keberlangsungan proyek Anda.

Manfaat Menggunakan Kontraktor Awal untuk Perawatan

Menggunakan kontraktor awal untuk perawatan sistem MEP dapat mencegah kerusakan dan kegagalan fungsi, serta meningkatkan keandalan sistem MEP.   

Selain itu, mereka adalah pihak yang paling memahami sistem yang telah mereka pasang sebelumnya pada proyek Anda, sehingga mempermudah proses perawatan.

Salah satu perusahaan kontraktor MEP di Indonesia, PT Kumala Kencana Kreasindo dapat memberikan Anda jaminan perawatan sistem yang tepat dan sesuai standar yang berlaku.